• Batik Tulis Pamekasan

    0

    Batik tulis merupakan bagian dari khasanah kekayaan bangsa. Beragamnya jenis dan motif batik merupakan indikator bahwa batik merupakan warisan yang telah membudaya dalam masyarakat Indonesia. Bahkan UNESCO menetapkan batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober 2009. 
    Setelah saya coba akses beberapa sumber, memang agak sulit untuk menuliskan kembali asal usul batik Pamekasan. Jika anda tertarik dengan sejarah batik bisa anda baca di posting sebelumnya tentang Sejarah batik di Indonesia. 

    1271510762_88377191_1-Gambar--Alvian-batik-1271510762Terlepas dari itu semakin bergairahnya industri batik di pamekasan saat ini, untuk menguatkan  sejarah bahwa batik merupakan bagian dari budaya masyarakat Pamekasan. Didukung pula dengan Pencanangan Pamekasan sebagai kota batik. Industri yang sempat mengalami pasang surut kini menjadi pangsa pasar yang menjanjikan. Home Industri, istilah ini mungkin cocok untuk menggambarkan industri batik tulis pamekasan saat ini, karena masih beroperasi dengan jumlah produksi yang terbatas.

    1271510762_88377191_2-Alvian-batik-Pamekasan-1271510762Bagi anda yang kebetulan berkunjung ke pamekasan tidak ada salahnya mencoba wisata budaya yang satu ini. Mengunjungi langsung sentra-sentra industri batik tulis yang ada di Pamekasan. Seperti di desa Klampar dan Toket di kecamatan Proppo, desa Toronan kecamatan Kowel atau anda bisa ke desa Banyumas. Industri batik tulis Pamekasan memang tidak memproduksi dalam skala besar namun memberikan jaminan kualitas. Jika anda hanya ingin membeli batik tulis Pamekasan saya rekomendasikan anda ke pasar 17  Agustus, bagi yang memiliki kocek lebih bisa coba di  gerai di Pasar Batik di Jalan Jokotole atau anda bisa hunting di seluruh gerai batik yang ada di Pamekasan.(Serba Sejarah)

  • kampung Batik Pamekasan

    0


    Selain wisatanya Kota Pamekasan juga terkenal dengan batiknya. Di Pamekasan ada sebuah kampung yang mayoritas masyarakatnya berpengrajin batik tulis khas Pamekasan, Madura. Kampung ini diberi nama Kampung Batik Pamekasan. Di kampung ini terdapat banyak macam batik tulis yang bermotif cantik dan unik serta melegenda.
    Sisi keunikan batik Pamekasan Madura terletak pada warnanya, yang sebagian besar berwarna merah terang dalam motif bunga atau daun. Warna klasik ini telah menjadi tren warna batik tulis Klampar Madura yang sangat melegenda. Di kampung ini selain anda bisa mengenal bermacam – macam motif batik madura dan berbelanja batik, anda juga bisa mengikuti atau belajar membatik.
    Keunikan dan kecantikan motif serta warna batik pamekasan yang melegenda membawa membuat kampung ini dijadikan objek wisata. Keunikan batik – batik telah masuk ke pasar – pasar di luar daerah pamekasan, anda bisa menjumpai batik ini di Gerai Yogyakarta, Surabaya, Jakarta serta kota – kota besar lainnya. Batik ini juga sering tampil pada ivent – ivent pameran produk batik khas Indonesia. Di kampung ini juga terdapat banyak gallery batik. Harga batik – batik tulis khas Pamekasan ini berfariasi tergantung dengan kunikan dan kesulitan motif yang disajikan dalam batik tulis ini dan juga bahan bakunya misalkan kainnya, catnya dan lain sebagainya. Harga batik tulis ini berkisar mulai Rp. 75.000 sampai Rp. 3 juta.

    Kampung Batik Pamekasan ini juga pernah mendapat rekor MURI lho. Karena berhasil membuat kain batik tulis hingga mencapai 1.530 meter. Pemecahan rekor ini dilakukan pengrajin batik secara beramai-ramai dalam satu kali pembuatan pada tahun 2009. Anda bisa melihat Kain Batik tulis tersebut di Museum Umum Daerah yang dikelola Dinas Pemuda Olahraga dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan.
    Jadi bagi anda yang berkunjung ke Madura, tak lengkap rasanya jika anda tidak menyempatkan diri anda untuk mampir dan berbelanja Batik tulis di Kampung Batik Pamekasan ini. Serta sempatka juga untuk mengintip proses pembuatan batik tulis Pamekasan.
  • Sejarah Batik Pamekasan

    0


    Sejarah batik Madura sudah ada sejak zaman kerajaan. Kain batik Madura mulai dikenal masyarakat luas pada abad ke 16 dan 17.  Hal ini bermula ketika terjadi peperangan di Pamekasan Madura antara Raden Azhar (Kiai Penghulu Bagandan) melawan Ke’ Lesap. Raden Azhar merupakan ulama penasihat spriritual Adipati Pamekasan yang bernama Raden Ismail (Adipati Arya Adikara IV).  Sedangkan Ke’ Lesap merupakan putera Madura keturunan Cakraningrat I dengan istri selir.
    Dalam peperangan itu, Raden Azhar memakai pakaian kebesaran kain batik dengan motif parang atau dalam bahasa Madura disebut motif leres yakni kain batik dengan motif garis melintang simetris. Ketika memakai kain batik motif parang, Raden Azhar memiliki kharisma, tanpak gagah berwibawa. Sejak itulah, batik menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Madura, terutama pembesar-pembesar di Pamekasan.
    Di Jogjakarta dan Solo, kain batik motif parang merupakan pakaian kebesaran para raja. Konon, rakyat biasa pantang memakai. Itu dulu, sekarang bolehlah asal tidak dipakai saat bertemu raja. Misalnya, untuk kondangan atau menghadiri rapat. Tokoh penting yang mengenalkan kain batik ke Madura adalah  Adipati Sumenep, Arya Wiraraja yang merupakan sekutu dekat Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit.
    Adanya kesamaan motif kain batik Madura dan Jogjakarta karena ada hubungan darah antara raja Mataram dengan para pembesar di Madura. Kerajaan Bangkalan pada zaman raja Cakraningrat I adalah bawahan Kesultanan Mataram yang dipimpin Sultan Agung.
    Perjalanan sejarah batik Madura saat ini boleh dikatakan mencapai kejayaan, apalagi dengan pencanangan Hari Batik Nasional tanggal 2 Oktober oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Para pengrajin batik di sentra-sentra batik Madura mengalami kegairahan membatik. Seperti sentra batik tulis Tanjung Bumi di Bangkalan, sentra batik tulis Banyumas Klampar, Pamekasan, dan sentra batik tulis Pakandangan Sumenep. Pemkab Pamekasan bahkan menetapkan desa Banyumas Klampar kecamatan Proppo sebagai desa batik.
    Sumber: Dewan Kesenian Pamekasan
  • Copyright © - BATIK COLLECTION

    BATIK COLLECTION - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan